“CAHAYA HATI”: Menyalakan Harapan Melalui Musik dan Solidaritas

binomedia.id – Jakarta. Pada tanggal 22 Juli 2025, Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala akan menggelar sebuah pergelaran musikal bertajuk CAHAYA HATI di The Ballroom Djakarta Theatre. Lebih dari sekadar pertunjukan seni, CAHAYA HATI adalah bentuk nyata kepedulian sebuah ruang di mana musik berpadu dengan solidaritas, dan di mana harapan dinyalakan bagi anak-anak penyandang tunanetra ganda.

Dalam kegelapan, bahkan seberkas cahaya mampu menunjukkan jalan. Itulah semangat yang dibawa oleh CAHAYA HATI. Pergelaran ini bukan hanya hiburan, melainkan panggilan hati bagi semua yang peduli, untuk menjadi bagian dari perubahan dan menyuarakan harapan. Tunanetra ganda adalah kondisi disabilitas ganda, di mana penderitanya mengalami keterbatasan pada penglihatan dan setidaknya satu hambatan tambahan, baik fisik, intelektual, maupun komunikasi.

Salah satu sorotan dalam pergelaran ini adalah kehadiran Louis Bertrand, alumni Yayasan Rawinala. Louis, yang kini berusia 20 tahun, adalah siswa SMA kelas 3 di sebuah sekolah Pendidikan Luar Biasa di bawah naungan Wahana Inklusif, sedang menyelesaikan pendidikan paket C. Ia menghabiskan masa pendidikannya di Rawinala sejak usia 5 tahun hingga lulus pada Juni 2024.

Dalam wawancaranya, Louis menceritakan bagaimana persiapan untuk CAHAYA HATI telah dimulai sejak Maret 2025. Bakat menyanyinya terdeteksi sejak usia 2 tahun, saat ia menyanyikan lagu Mandarin “Mamah How.” Melihat potensi itu, orangtuanya mendukungnya mengikuti les vokal di Voice of Indonesia by Rio Silaen di Kebayoran Baru.

Menutup wawancaranya, Louis menyampaikan pesan yang menyentuh, “Teruslah berkarya dan belajar, janganlah menyerah. Kita itu istimewa. Percayalah, Tuhan menciptakan kita sempurna dan baik adanya.”

CAHAYA HATI adalah lebih dari sebuah pergelaran. Ia adalah suara dari mereka yang sering kali tak terdengar, cahaya dari tempat-tempat yang tak terlihat, dan undangan terbuka bagi kita semua untuk menjadi bagian dari perjalanan harapan. (sh)