Binomedia.id – Jakarta. Antusiasme penonton terhadap film “Danyang Wingit Jumat Kliwon” memuncak. Hanya dalam hitungan jam setelah konferensi pers digelar, pada Sabtu(8/11) berlokasi di Epicentrum XXI, Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Lebih dari 3.000 tiket Gala Premiere film tersebut resmi terjual habis. Fenomena ini menjadi sinyal kuat bahwa gelombang film horor berbasis kultur Nusantara terus mendapatkan tempat istimewa di hati penonton tanah air.
Diproduksi oleh Khanza Film Entertainment, film ini digarap oleh Agus Riyanto yang merangkap sebagai sutradara sekaligus produser, dengan naskah karya Dirmawan Hatta. Mengusung tema ritual dan mitologi danyang—penjaga gaib dalam tradisi Jawa—film ini memadukan unsur mistis dan drama psikologis.
“Danyang Wingit Jumat Kliwon bukan hanya menampilkan sosok-sosok gaib, tapi juga menyingkap teror dari dalam diri manusia sendiri—dari ambisi dan keputusan yang rapuh,” ungkap Agus Riyanto. Menurutnya, film ini menyoroti pesan moral bahwa hasrat akan kekuasaan dan keabadian dapat mengikis akal sehat, hingga manusia sendiri menjadi lebih menakutkan dari iblis yang mereka takuti.
Aktris Celine Evangelista memerankan karakter utama bernama Citra, keponakan dari Mbok Ning, asisten setia Ki Mangun. Citra direkrut menjadi sinden baru di sebuah padepokan, namun tanpa disadari, ia justru dipersiapkan sebagai tumbal terakhir dalam ritual keabadian.
Untuk mendalami perannya, Celine melakukan riset intensif ke dunia kesenian tradisional. “Saya menonton pertunjukan wayang langsung, belajar nembang, dan berlatih dengan acting coach. Nembang itu sulit, tapi justru di situ tantangannya. Saya ingin penonton juga lebih peduli terhadap kesenian tradisional kita,” ujarnya.
Agus Riyanto menambahkan, film ini tidak bermaksud memperkuat sisi mistis dari budaya lokal, melainkan menempatkan nilai budaya di atas mistisisme. “Kami ingin penonton keluar dari bioskop dengan membawa pesan bahwa wayang adalah budaya yang indah dan layak diwariskan, bukan hal mistis yang disalahgunakan untuk tujuan buruk,” tegasnya.
Dengan pendekatan tersebut, Danyang Wingit Jumat Kliwon tidak sekadar menghadirkan teror dari dunia tak kasat mata, melainkan juga menggali konflik keluarga dan konsekuensi moral dari ritual tradisi, menjadikannya kisah yang personal, berlapis, dan relevan.
Ludesnya ribuan tiket Gala Premiere menjadi validasi awal bahwa perpaduan antara horor tradisional dan drama psikologis ini memiliki daya pikat kuat. Film ini diprediksi akan menjadi salah satu titik balik kebangkitan horor budaya Indonesia di layar lebar. (why)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Binomedia.id













