Binomedia.id – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) perwakilan menggelar kegiatan edukasi kepada pelajar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan pemahamanan tentang kesehatan reproduksi, tidak menikah di usia dini dan memahami pemenuhan gizi. Kegiatan yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada Selasa (01/11/2022) ini disambut antusias oleh para pelajar, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA).
Di Jogjakarta, kegiatan ini digelar di SD Budi Utama, Kabupaten Sleman dan SD Muhammadiyah Sapen Kota Yogyakarta yang dihadiri Perwakilan BKKBN DIY dr. MZ Fathurachman MSc. dan Zulismar Sri Hartati, S.Kep. Ners. Keduanya memberikan pengetahuan mengenai pentingnya kesehatan reproduksi (Kespro) bagi anak usia SD. Materi Kespro sendiri diberikan secara terpisah antara siswa dan siswi. Dokter Fathur memberikan materi kepada siswa sementara Zulismar memberikan materi kepada siswi.
Edukasi kepada anak SD tentu saja penyampaiannya disesuaikan dengan apa yang perlu dipahami anak seusia mereka. Anak-anak terlihat sangat antusias menerima penjelasan dari kedua narasumber tersebut. Pertanyaan-pertanyaan aneh dan lucu bagi orang dewasa pun terlontar, seperti disampaikan oleh anak yang belum pernah mengalami mimpi basah yang bertanya apakah mimpi basah itu terasa sakit. Seorang murid bahkan ada yang tidak paham apa itu pengertian hubungan seks dan menanyakan bagaimana sperma pria bisa bertemu dengan sel telur wanita.
Baca Juga : Kolaborasi BKKBN dan TNI dalam Memperingati HUT TNI ke 77
Selain materi kespro yang sesuai pemahaman anak, materi yang ditekankan oleh kedua narasumber adalah bagaimana perilaku yang sehat dalam bergaul dengan teman lawan jenis dan orang dewasa lainnya agar terhindar dari kemungkinan pelecehan dan kekerasan seksual.
Demikian pula diberikan materi tentang bagaimana menjaga kebersihan dan kesehatan organ reproduksi mereka, baik bagi anak laki-laki maupun perempuan dalam merawat diri dan organ reproduksi saat mengalami menstruasi.
Zulismar menjelaskan, anak-anak harus diberikan edukasi mengenai batas-batas sentuhan fisik yang dapat diterima dan tidak dari sesama teman maupun dari orang dewasa. “Jangan ragu untuk menyatakan keberatan atau menolak perlakuan dari orang lain termasuk dari orang dewasa jika mulai memberikan sentuhan fisik yang tidak pada tempatnya,” kata Zulismar.
Baca Juga : BKKBN Provinsi Jawa Barat Kampanye Cegah Stunting Berbasis Panganan Lokal
Sementara itu, Dokter Fathur memberikan edukasi kepada anak-anak mengenai tayangan apa saja yang boleh disaksikan, baik melalui gawai maupun televisi. Hal ini sangat penting agar mereka tidak terpapar konten dewasa.
“Tontonlah film dan video yang sesuai dengan umur kalian. Setiap film sudah dicantumkan peringatan umur yang sesuai. Patuhilah dan mintalah pendapat orang tua dan pengasuh mengenai tayangan yang cocok untuk kalian” imbau Dokter Fathur.
Melalui para guru Dokter Fathur juga menyampaikan pesan kepada para orangtua murid untuk mendampingi anak-anak agar bersikap terbuka dan tidak risih membicarakan konten-konten dalam gawai mereka agar paparan yang tidak pantas atau kecanduan materi pornografi dapat dicegah
Baca Juga : Pentingnya Dukungan Ayah Sukseskan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif Kepada Anak
Kegiatan tersebut disambut baik oleh Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY Shodiqin SH MM. dia menjelaskan, tujuan diselenggarakan kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan pembentukan keluarga yang terencana, maka banyak program dan upaya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mulai menyasar kepada mereka yang sedang bersiap membentuk keluarga, yaitu remaja yang akan menikah atau calon pengantin.
“Anak-anak kita yang usia SD terutama yang kelas-kelas akhir mungkin karena asupan gizi yang baik pertumbuhan badan dan organ reproduksinya juga lebih cepat matang. Mereka juga sudah mulai mengenal aktivitas pacaran. Kalau tidak dibekali pemahaman yang benar tentang hal tersebut bisa merugikan,” ucapnya.
Shodiqin menambahkan, materi yang diberikan tentunya disesuaikan dengan pemahaman dan kebutuhan anak-anak. Apalagi anak-anak usia SD saat ini sebagian sudah mulai mengenal aktivitas berpacaran, yang apabila tidak dibekali pengetahuan perilaku bergaul yang sehat dapat terjerumus ke hal negatif.
“Apalagi paparan informasi dalam bentuk digital melalui gadget yang dipegang anak-anak tidak terhindarkan yang dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku pergaulan antar lawan jenis,” ungkapnya.
Cegah Pernikahan Dini
Terpisah, kegiatan serupa juga digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bangka Belitung dengan memberikan edukasi kepada sejumlah pelajar di SMK Negeri 1 Muntok dengan tujuan Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR). Kegiatan ini merupakan bagian dari salah satu kegiatan Proyek Prioritas Nasional (Pro PN) untuk Peningkatan Kualitas SDM melalui PKBR.
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Fazar Supriadi Sentosa, SH, dalam arahannya mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi provinsi dengan angka pernikahan dini tertinggi di Indonesia, dengan persentase 18,76%.
Persentase pernikahan dini sejak tahun 2018 sampai 2020, kata Fazar, juga terus naik lebih tinggi dari rata-rata nasional. Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kabupaten Bangka Barat adalah kabupaten tertinggi untuk pernikahan usia dini. Dia pun menyebut adanya korelasi antara maraknya pernikahan usia dini yang menjadi penyebab tingginya angka stunting di Kabupaten Bangka Barat.
“Fenomena pernikahan dini ini antara lain disebabkan pergaulan bebas (hamil di luar nikah) dan faktor ekonomi. Banyak remaja yang putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan karena tidak mempunyai biaya,” ujarnya.
Fazar menjelaskan, maraknya pernikahan usia dini juga disebabkan oleh stigma orang tua tentang pergaulan bebas, dimana untuk menghindari perzinahan maka orangtua membiarkan anak mereka menikahkan serta dapat mengurangi beban keluarga.
“Ayo tingkatkan semangat belajar supaya tidak ada yang putus sekolah, isi kegiatan yang bermanfaat sesuai minat dan bakat adik-adik semua dan ingat bahwa pendidikan itu adalah hal yang paling utama” imbaunya.
Fazar menambahkan, untuk menjaga keberlangsungan pelaksanaan kegiatan Bina Ketahanan Remaja (BKR) dan Pembina Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R), perlu dilaksanakan pembinaan secara rutin oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pembinaan di lapangan dilakukan oleh PKB sesuai dengan wilayah binaan masing-masing.
“Untuk menindaklanjuti pembinaan yang dilakukan, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi bagi Kelompok BKR dan PIK Remaja,” ucapnya.
Sementara itu Kepala SMKN I Muntok Sri Yanto mengatakan bahwa kegiatan PIK Remaja ini telah berjalan dengan baik bahkan memberikan prestasi yaitu meraih Juara 2 Apresiasi PIK R Unggulan Tingkat Provinsi dan Juara 1 PIK R Unggulan Tingkat Kabupaten Bangka Barat dan harapannya semoga kedepannya akan semakin sukses.
“Ketua dan beberapa anggota PIK R SMK 1 Muntok telah menjadi konselor bagi teman-temannya terutama dalam memberikan informasi seputar permasalahan remaja serta memberikan motivasi untuk terus belajar dan melanjutkan pendidikan” ujar Sri Yanto.
Reporter : Wahyu Triono
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Binomedia.id