Binomedia.id – Bali menjadi salah satu provinsi dengan fenomena bertambah banyaknya penduduk lanjut usia (Lansia). Hal ini menunjukkan angka harapan hidup penduduk Bali terus meningkat.
Bali menempati peringkat keempat dengan jumlah penduduk Lansia terbanyak di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, Provinsi Bali memiliki populasi Lansia sebanyak 568.380 jiwa dari 4.292.154 jiwa penduduk atau sekitar 12,37 persen.
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.For, MARS dalam arahannya pada Sosialisasi Pembentukan Sekolah Lansia di Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) di Ruang Wacika BKKBN Provinsi Bali, Jumat pekan lalu, mengatakan diperlukan peningkatan kualitas lansia agar bisa tetap produktif.
Baca juga : KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, POTENSI TAMBANG TERBESAR DENGAN PREVALENSI STUNTING YANG TINGGI
“Kondisi ini menunjukkan bahwa saat ini kita sedang mengalami masa transisi menuju fenomena penuaan penduduk, sehingga yang harus diperhatikan salah satunya adalah menjaga kondisi dan kualitas hidup Lansia agar tetap sehat dan produktif,” jelas dr. Luh De.
Dijelaskan olehnya bahwa salah satu faktor yang memengaruhi kualitas dan kesehatan para Lansia tersebut adalah adanya peran keluarga.
“Hal ini menjadi tugas kita bersama untuk mencari cara agar bagaimana lansia bisa tetap produktif dan tentunya tetap sehat,” jelasnya
Menanggapi permasalahan Lansia ini, BKKBN bekerjasama dengan Indonesia Ramah Lansia (IRL) membentuk sekolah Lansia.
Direktur Eksekutif Indonesia Ramah Lansia (IRL) Dwi Endah dalam sosialisasinya mengatakan bahwa proyek sekolah Lansia ini merupakan hasil kerjasama IRL dengan lembaga pemerintah BKKBN.
Baca juga : BKKBN MELAKUKAN AUDIT KASUS STUNTING HINGGA TINGKAT KELUARGA
“Melalui kerja sama ini, yang kita inginkan adalah terwujudnya lansia yang SMART (sehat, mandiri, aktif, produktif dan bermartabat),” ucap Dwi Endah.
Uji coba sekolah lansia ini akan dimulai tahun depan di Desa Tegal Harum, Denpasar Barat. Sosialisasinya dihadiri oleh 30 peserta yang terdiri dari unsur Pengelola Program Lansia OPD KB Kabupaten/Kota, Koordinator Penyuluh KB kabupaten dan kota, Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Komda Lansia Kota Denpasar, Perbekel Desa Tegal Harum, Kader dan anggota BKL Desa Tegal Harum.
Sekolah Lansia dianggap sebagai upaya pencegahan dan pembinaan non-formal mengenai kesehatan, spiritual dan sosial dengan proses belajar mengajar yang menyenangkan bagi para peserta.
“Konsep proses belajar dari sekolah lansia tangguh ini dikemas dengan suasana menyenangkan dan didominasi dengan praktik seperti senam anti stroke, senam lidah dan terapi stres seperti yoga,” jelas Dwi Endah.
Sekolah lansia ini berkegiatan selama dua pekan sekali atau sebulan sekali dengan diskusi interaktif. Lansia juga diberikan tugas pekerjaan rumah dengan 3 level standard pembelajaran.
“Peserta yang ikut dalam sekolah lansia ini diharapkan dari anggota BKL, usia 45 -59 tahun untuk pra-lansia dan minimal 60 tahun untuk lansia,” tambah Dwi Endah.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali berharap melalui sosialisasi pembentukan sekolah lansia dapat mengubah paradigma berfikir masyarakat, dari peduli lansia menjadi lansia peduli, terutama peduli sesama lansia, peduli anak dan balita serta peduli remaja.
Dr. Luh De berharap dengan adanya kegiatan sosialisasi pembentukan Sekolah Lansia ini semakin menambah kesadaran tentang pentingnya menjadi bagian dari peningkatan SDM Lansia sehingga terwujud Lansia yang SMART.
Reporter : Wahyu Triono
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Binomedia.id