Binomedia.id, Jakarta. Jakarta Scholars Symposium (JSS) dengan bangga mempersembahkan simposium tahunan mereka yang bertajuk ‘Innovating for Impact’. Acara ini menampilkan berbagai proyek inovatif dari para siswa yang tidak hanya berbakat dalam mendesain inovasi tetapi juga memiliki kepedulian besar untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Simposium ini menjadi wadah sekaligus saksi bagaimana generasi muda merancang masa depan yang lebih baik melalui inovasi dan kreativitas mereka.
Salah satu proyek yang sangat dinantikan adalah presentasi dari Jaythaneal Skylar Sutrisno, siswa kelas 12 dari Jakarta Intercultural School. Jaythaneal menampilkan tiga proyek yang telah dibinanya sejak dua tahun silam. Proyek-proyek ini memiliki muatan sosial yang tinggi, berawal dari kebiasaannya yang suka mengunjungi panti asuhan dan panti-panti disabilitas.
Proyek pertamanya, Bat Glasses, adalah sebuah kacamata dilengkapi sensor infra merah untuk membantu tuna netra mendeteksi objek di sekitarnya.
“Aku akan melengkapi Bat Glasses dengan skala sensor yang lebih luas dan akan didesain lebih ringan sehingga tidak membebani penggunanya,” ujar Jaythaneal setelah presentasinya di Jakarta Scholars Symposium, saat ditemui di Soehanna Hall, SCBD, Jakarta Sekatan, Rabu (29/4/2024).
Tidak berhenti di situ, Jaythaneal juga memiliki proyek bernama Rumah Inovasi, sebuah wadah untuk mengajarkan anak-anak kurang mampu mengenai konsep dasar fisika dan sains dengan cara yang menyenangkan, seperti membuat pesawat, merakit mobil, atau membuat konstruksi bangunan.
“Kalau kita mengajarkan teori pasti membosankan, makanya aku ajarkan mereka dasar-dasar fisika dengan cara yang menyenangkan. Mereka mungkin berpikir sedang bermain, tetapi sebenarnya sedang mendalami sains,” jelas Jaythaneal.
Selain itu, remaja yang lahir pada 19 Januari ini juga memimpin inisiatif membuat Robotic Club di sekolahnya. Proyek ini digawangi bersama beberapa teman-temannya setiap hari Rabu dan kini sudah memiliki 15 anggota. Kegiatan ini didukung oleh guru dan sekolah hingga membawa tim robotik Jaythaneal memenangkan beberapa kompetisi.
“Harapanku, Robotic Club ini membuat kita semua sadar pentingnya robotik atau otomatisasi di sektor apa pun karena salah satu upaya mengejar ketinggalan kita adalah dengan menerapkan otomatisasi,” kata Jaythaneal.
“Salah satu contoh negara yang sukses menerapkannya adalah Jepang dan Korea Selatan, dan kita harus memulainya dari sekarang,” tambahnya.
Jakarta Scholars Symposium (JSS) adalah platform bagi siswa-siswa berbakat di Jakarta untuk menyampaikan proyek-proyek inovatif mereka yang berfokus pada solusi kreatif untuk tantangan lokal dan global.
JSS berkomitmen mengembangkan potensi siswa melalui pendekatan pendidikan holistik yang menggabungkan akademik, seni, olahraga, dan pengembangan karakter. Simposium ini adalah bagian dari komitmen JSS untuk mendukung pengembangan keterampilan kritis dan kreatif siswa serta mempromosikan kesadaran akan isu-isu global yang relevan.(ren)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Binomedia.id