Binomedia.id – Sebagai lembaga pendidikan yang selalu mengembangkan inovasi kesempatan belajar di tingkat perguruan tinggi, Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) terus berkomitmen untuk mengembangkan kesempatan belajar, dengan menyediakan sarana dan fasilitas pendidikan yang lengkap. Kampus berlogo biru ini juga telah menyesuaikan kurikulum dengan inovasi Kemendikbud ristek Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM).
Demi menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan yang selaras dengan MBKM, kerja sama UAI tidak hanya dengan lembaga pendidikan dan instansi pemerintah maupun swasta yang memiliki visi dan misi yang sama di dalam negeri saja, tetapi juga luar negeri.
Kampus UAI hadir di sentral kota dan nampak kontras dengan kehidupan kaum urban yang dinamis, karena nuansa hijau asri lingkungan kampus membawa keteduhan dan berpadu mengimbangi suhu udara perkotaan di bawah terik mentari. Keistimewaan kampus UAI, selain terletak di lokasi strategis, adalah keberadaannya sebagai satu-satunya lembaga pendidikan yang berawal dari masjid yang telah dibangun terlebih dahulu. Dari sinilah pondasi kesadaran generasi penerus semakin terbuka, bahwa ilmu yang berlandaskan keimanan akan semakin bernilai.
Baca Juga : KLHK Jalin Kerja Sama dengan Mitra Dukung Implementasi FOLU Netsink 2030
Belajar di Kampus Terbaik
Menjadi mahasiswa/i UAI bukan hanya beruntung karena berkesempatan mengenyam pendidikan formal saja. Sebab berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan soft skill dan hard skill juga bisa menjadi pilihan, diantaranya menjadi Ambassador. Keterlibatan mahasiswa/i sebagai Ambassador di salah satu kampus swasta terbaik di Indonesia ini, membuka banyak pintu untuk pengembangan interpersonal seperti teknik komunikasi publik, motivasi, networking, in-depth knowledge, dan banyak lagi.
“Ambassador menjalankan tugas sebagai duta kampus, yang mencerminkan citra kampus ditengah masyarakat, dan bersinergi dengan UAI,” demikian arahan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Al-Azhar Indonesia, Dr. Faisal Hendra, Lc, M.A., saat membuka giat Training of Trainers, dengan materi pertama Public Speaking dan dilanjutkan dengan materi kedua Presentasi Efektif dan Sense of Belonging, pada Sabtu (27/11) di Auditorium Arifin Panigoro, UAI.
Baca Juga : Mendagri Muhammad Tito Karnavian Meminta Perkuat Ketahanan Pangan di Desa Dalam Penanganan Inflasi
Sesi pelatihan dengan topik ‘Presentasi Efektif’ dan ‘Sense of Belonging; disampaikan oleh Psikolog, Andri Hadiansyah, M.Psi, penjabaran materi disampaikan, setelah dilakukan praktik. Inilah kelebihan kampus UAI, yang senantiasa berupaya untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa/i untuk belajar dengan bimbingan trainer yang telah memiliki jam terbang tinggi.
Esensi pelatihan ini adalah melawan rasa takut diri sendiri yang menjadi tantangan utama, nyatanya bukan hal yang perlu untuk ditakuti. Sehingga ketika rasa takut itu telah terlampaui, muncul keyakinan dan kepercayaan diri. Skill ini mesti dilatih terus-menerus dengan praktik di lapangan. Sehingga manfaatnya tidak berhenti pada lingkup kampus UAI, namun akan terus berguna hingga para Ambassador merasakan dunia kerja.
Teknik Komunikasi Publik
UAI menghadirkan trainer lainnya, Wildan Hakim, S.Sos, M.Si. sekaligus dosen dari Program studi Ilmu Komunikasi UAI, memberikan saran agar Ambassador UAI selalu memulai kegiatan apapun dengan berdo’a , demikian pula saat melakukan public speaking. Sebagai kampus bernuansa nilai-nilai islami, UAI membekali para peserta didik dengan dasar-dasar keimanan yang tercermin dalam bagaimana berperilaku. Jadi saat berbicara di muka umum, dapat menempatkan diri dengan tepat atau dengan cepat dapat beradaptasi dengan audiens.
Teknik yang diajarkan pun tidak rumit, karena bisa diawali dengan hal-hal yang sederhana seperti games dan kreativitas lainnya saat sesi ice breaking, bermain kata dengan selingan humor, berpantun, dan sebagainya, yang bertujuan untuk membangun jembatan komunikasi yang mendekatkan diri dengan audiens. Acara pelatihan berakhir sore hari, dan meski lelah namun beberapa Ambassador nampak pulang dengan wajah berseri-seri, karena pengalaman belajar hari itu membuka paradigma baru.
Keseluruhan dari kegiatan ini merupakan perwujudan dalam membangun Generasi FAST yaitu Fathonah, Amanah, Sidiq, Tabligh atau biasa disingkat dengan GENFAST, nilai yang selalu digaungkan oleh Universitas Al-Azhar Indonesia. Ambassador UAI dituntut memiliki kemampuan dalam menyampaikan ilmu yang telah diserap selama di dunia kampus kemudian kembali disebarkan kepada masyarakat luas secara santun, jelas, menarik serta memberikan manfaat kebaikan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Binomedia.id