Binomedia.id – Prevalensi stunting di Provinsi Bali dipastikan turun sebanyak 2% berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. Dengan demikian, Provinsi Bali tetap menjadi daerah dengan prevalensi stunting terendah di Indonesia.
“Puji syukur, informasinya turun (prevalensi stunting). Tetapi kita tetap tunggu pengumuman resminya,” kata Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali dr. Ni Luh Gede Sukardiasih saat membuka kegiatan Capacity Building Pengelola Media Centre dalam Percepatan Penurunan Stunting di Denpasar, Kamis, (15/12/2022).
Menurut Luh De, hasil kerja keras pelaksanaan Program Percepatan Penurunan Stunting akan tergambarkan. Berdasarkan informasi sementara Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan prevalensi stunting di Provinsi Bali mengalami penurunan dari 10,9% menjadi sekitar 8%.
Baca Juga: Sertifikat Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) Kaesang Pangarep dan Erina Sofia Gudono Warnai Diseminasi Stunting di Bali
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali dr. Ni Luh Gede Sukardiasih berharap, jajaran pengelola program Pembanguan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), khususnya percepatan penurunan stunting tidak boleh terlena dan tetap fokus meningkatkan kapasitasnya untuk melakukan sosialisasi dan promosi kepada masyarakat luas.
“Dalam melaksanakan tugas tersebut, kita harus lebih kreatif dan inovatif. Melalui kegiatan ini, BKKBN sudah memberikan wadah untuk belajar, jadi manfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya,” kata Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali dr. Ni Luh Gede Sukardiasih.
Turut hadir di kegiatan Capacity Building Pengelola Media Centre dalam Percepatan Penurunan Stunting diantaranya Konsultan Komunikasi dan Koordinator Media Center BKKBN Pusat Kristianto, Pranata Humas Ahli Madya/Koordinator Humas BKKBN Ade Anwar, tim media Centre Perwakilan BKKBN Provinsi Bali serta perwakilan dari PKB/PLKB se-Bali.
Baca Juga: Demi Mewujudkan Bali Bebas Stunting, Inovasi dan Kolaborasi Lintas Sektor Diharapkan Tumbuh dan Terjaga
Dia pun mengingatkan, peran media dalam melakukan promosi, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) sangat penting agar masyarakat dapat terpapar informasi dengan baik. Kemajuan teknologi di era digitaisasi ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh pengelola Media Center.
Namun demikian, lanjutnya, penyampaian informasi lewat media mainstream dan sosial memerlukan inovasi dan ide-ide kreatif. Sehingga masyarakat memerhatikan pesan yang disampaikan.
“Untuk melahirkan ide kreatif memerlukan pemikiran dari berbagai kalangan sesuai segmentasi wilayahnya sehingga media yang dihasilkan tepat sasaran,” ungkapnya.
Baca Juga: Bali Merupakan Provinsi Dengan Prevalensi Stunting Terendah di Indonesia
Pembentukan tim Media Centre ini, kata Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, diharapkan dapat mendukung penyebarluasan program Bangga Kencana. Kapasitas Tim Media Centre yang dibentuk BKKBN Bali terus ditingkatkan agar informasi yang disebarluaskan sesuai target.
Tim ini dibentuk dengan tujuan mengumpulkan, mengolah isu dan data yang kemudian disebarkan ke publik lewat berbagai saluran. Terkait program kampanye percepatan penurunan stunting, tim hubungan masyarakat (humas) diminta memaksimalkan peran media sosial, cetak, dan elektronik yang sedang digandrungi anak muda atau milenial.
Dalam melaksanakan pencegahan stunting dari hulu, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, mengatakan sasaran BKKBN adalah kaum remaja. Sehingga informasi yang dikemas disesuaikan dengan gaya kekinian.
Baca Juga: Bimbingan Pranikah Jadi Kendala Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Bali
Langkah nyata berupa edukasi murid-murid jenjang SMA sederajat juga sudah dilakukan di berbagai daerah di Bali dengan menggandeng mitra Komisi IX DPR RI dengan harapan mencegah stunting sejak dini.
“Menyambut Indonesia Emas tahun 2045 atau tepat 100 tahun kemerdekaan RI, kita semua harus bekerja keras memberikan kado terindah buat bangsa yakni generasi emas. Generasi berdaya saing tinggi,” kata Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali dr. Ni Luh Gede Sukardiasih.
Untuk mencapai target tersebut, sambung Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, stunting mutlak harus dientaskan dari Bumi Nusantara. Jika prevalensi stunting secara nasional 24,4% tidak bisa diturunkan, maka Indonesia Emas tidak akan terwujud.
“Bagaimana disebut generasi emas kalau sakit-sakitan, tidak sehat?,” tegasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Binomedia.id