Binomedia.id – Jakarta. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) kembali menyelenggarakan Lomba Karya Jurnalistik Hulu Migas 2025. Kompetisi ini mengusung tema “Industri Migas: Pilar Ketahanan Energi”, yang dinilai sejalan dengan fokus pemerintah dalam mewujudkan ketahanan energi nasional.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Heru Setyadi, menyampaikan bahwa tema tersebut relevan dengan arah pembangunan nasional, khususnya dalam kerangka ASTA CITA Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, industri hulu migas memiliki peran strategis dalam menjaga ketersediaan energi serta menopang stabilitas ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.
“Melalui lomba ini, kami ingin mengajak jurnalis untuk menggali dan menyajikan informasi yang berimbang mengenai peran vital sektor hulu migas. Bukan hanya dari sisi produksi energi, tetapi juga kontribusinya terhadap ekonomi dan pembangunan nasional,” kata Heru dalam acara Coaching Clinic Lomba Karya Jurnalistik Hulu Migas 2025 di Jakarta, Rabu (15/10).
Heru menambahkan, media memiliki peran sentral dalam membentuk pemahaman publik mengenai industri migas. Karya jurnalistik yang berbasis data, mendalam, dan inspiratif diharapkan mampu memperkuat literasi energi masyarakat, sekaligus mendorong pengelolaan energi yang lebih transparan dan akuntabel.
“Industri hulu migas bukan hanya soal energi, tapi juga membuka lapangan kerja, memperkuat daya saing, serta menjadi tulang punggung ekonomi nasional,” ujarnya.
Lomba ini akan dinilai oleh tiga juri berpengalaman, yakni Yura Syahrul(Pemimpin Redaksi Katadata), Rinto Pudyantoro (Dosen Universitas Pertamina dan pengamat energi), serta Ali Nur Yasin (Kepala Divisi Produksi Tempo Media Group).
Dalam sesi Coaching Clinic, Rinto menyoroti pentingnya pemahaman terhadap kebijakan energi global dan transisi energi yang berkeadilan. Ia menyebut bahwa jurnalis memiliki peran penting dalam menyuarakan kesiapan sosial-ekonomi masyarakat terhadap perubahan tersebut.
“Transisi energi tidak bisa dilihat hanya dari sisi teknologi. Ini soal kesiapan sosial, ekonomi, dan kebijakan. Di sinilah pentingnya literasi energi dari media,” ujar Rinto.
Senada dengan itu, Yura Syahrul mengajak jurnalis untuk menggunakan pendekatan data, visualisasi, dan narasi kuat dalam setiap peliputan energi.
“Energi adalah isu kompleks. Tugas media adalah menjembatani kerumitan itu dengan bahasa dan format yang bisa dipahami publik,” jelasnya.
Sementara itu, Ali Nur Yasin mengingatkan pentingnya etika jurnalistik dan riset mendalam dalam peliputan isu migas.
“Jurnalisme energi tidak cukup hanya menyampaikan data teknis. Harus ada konteks, analisis, dan dampak sosial yang diangkat agar publik benar-benar memahami isunya,” tegas Ali.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan lomba, Coaching Clinic ini diselenggarakan untuk memperkuat pemahaman para jurnalis tentang isu-isu strategis di sektor hulu migas. Kegiatan ini juga menjadi ruang pertukaran ide antara jurnalis, akademisi, dan praktisi industri.
“Kami berharap, dari forum ini akan lahir karya-karya jurnalistik yang tidak hanya informatif, tetapi juga berdampak dan memperkuat literasi publik di sektor energi,” tutup Heru. (why)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Binomedia.id