Binomedia.id – Persaingan industri otomotif khususnya mobil saat ini tidak hanya berfokus pada produksi kendaraan dan popularitasnya di masyarakat atau harga jualnya yang tinggi sebagai nilai koleksi. Saat ini persaingan industri otomotif mulai merambah ke bidang teknologi, apalagi makin hari kebutuhan teknologi makin bisa diandalkan di berbagai aspek kehidupan.
Dalam dunia otomotif khususnya mobil, yang sedang sangat populer adalah kendaraan listrik. Popularitasnya diakibatkan karena mulai tumbuhnya kesadaran akan kelestarian lingkungan dan kesehatan lingkungan. Mobil listrik dianggap memiliki pengaruh besar dalam mengurangi polusi dan menekan penggunaan sumber daya tak terbarukan.
Dengan naiknya trend mobil listrik, maka pengembangan bahan bakar untuk mobil listrik juga makin gencar. Tidak lain dan tidak bukan, baterai bakal jadi fokus utama pengembangan untuk membuat mobil listrik bisa bersaing dengan mobil bensin. Berbagai jenis baterai mobil listrik sudah digunakan dan ada beberapa yang terus dikembangkan agar efektivitas penggunaan baterai bisa makin tinggi.
Efisiensi dan efektivitas penggunaan baterai tentunya penting untuk bersaing dengan mobil bensin yang memiliki jarak tempuh jauh dalam sekali isi tangki hingga penuh. Agar tujuan kelestarian lingkungan dan kesehatan lingkungan terwujud, maka riset untuk menciptakan baterai sehemat dan seefektif mungkin sangat penting, agar mobil listrik bisa menempuh jarak sejauh mobil bensin.
Jenis Baterai Mobil Listrik
Sejauh ini ada 10 jenis baterai mobil listrik dan turunannya. Sebagian sudah diproduksi dan digunakan pada merek-merek mobil listrik terkemuka seperti Tesla, BMW, Volvo, BYD, dan lain sebagainya. Sebagian lagi masih dalam tahan pengembangan dan riset dan memiliki potensi besar untuk bisa penggunaan di kemudian hari.
1. Lithium-Ion (Li-ion)
Lithium-Ion merupakan salah satu jenis baterai mobil listrik yang paling populer. Hal ini disebabkan karena baterai ini memiliki masa pakai yang lama, ringan, dan tegangannya tinggi. Baterai Li-ion yang digunakan pada kendaraan listrik ada 4 jenis yaitu :
A. Lithium-Nickel- Menganese-Cobalt (NMC)
Terbuat dari lithium, nikel, mangan, dan cobalt dengan karakteristik yang menonjol karena memiliki energi tinggi, tegangan tinggi, stabilitas termal yang baik, dan harga menengah. Baterai ini diproduksi oleh beberapa perusahaan besar seperti CATL, Samsung SDI, LG Energy Solution, dan Panasonic.
Jenis baterai mobil listrik ini sudah digunakan pada beberapa mobil seperti, Tesla Model Y/3 versi terbaru, Polestar 2, Volvo, EX30, dan BMW iX3.
B. Lithium-Nickel-Cobalt-Aluminium (NCA)
Baterai yang diproduksi dari hasil kerja sama Panasonic dan Tesla ini terbuat dari lithium, nickel, cobalt, dan aluminium. Sebagai baterai yang diproduksi bersama Tesla, tentunya juga digunakan pada seri mobil listrik Tesla seperti Tesla Model S/X/3/Y.
Baterai NCA memiliki kepadatan energi yang tinggi, tetapi memiliki stabilitas termal yang kurang baik
C. Lithium-Iron-Phosphate (LFP)
Jenis baterai mobil listrik LFP terbuat dari lithium, besi, dan fosfat. Baterai yang satu ini memiliki energi yang lebih rendah, namun sangat aman dan stabil. Selain itu baterai ini memiliki siklus pengisian dan pengosongan daya yang panjang, sebelum kinerjanya menurun, sehingga sangat awet.
Baterai ini diproduksi oleh beberapa perusahaan seperti CATL, BYD (FinDreams), CALB, dan Ford atas lisensi dari CATL. Baterai ini sudah disematkan pada Tesla Model Y/3 standar range, dan BYD Blade Battery.
D. Semi-Solid / Solid-State Battery
Semi-Solid / Solid-State Battery adalah turunan dari baterai Li-ion yang paling aman karena menggunakan elektrolit padat, namun belum banyak diproduksi massal.
Jenis baterai mobil listrik yang satu ini memiliki energi yang tinggi dan sudah mulai diuji coba pada mobil listrik, melalui mobil NIO ET7 yang diklaim bisa menempuh jarak hingga 100 km.
Baterai ini diproduksi oleh WeLion, Toyota, dan QuantumScape.
2. Nickel-Metal Hydride (NiMH)
NiMH adalah jenis baterai mobil listrik yang menjadi solusi sekaligus pengganti jenis baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium) yang mengandung kadmium beracun. NiMH umum digunakan pada mobil HEV (Hybrid Electric Vehicle) seperti Toyota Prius dan Wuling Almaz Hybrid. Produsen yang membuat jenis baterai ini adalah Toyota, Hyundai, dan OEM Jepang.
3. Lead-Acid
Lead-Acid atau bisa disebut juga Timbal-Asam banyak ditemui pada mobil listrik generasi awal, forklift, dan motor listrik karena biaya produksi yang murah, stabil, sayangnya energi yang dihasilkan sangatlah rendah. Beberapa produsen baterai lead-acid seperti GS Yuasa, Exide, dan Amaron.
4. Nickel-Cadmium (Ni-Cd)
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya Nickel, saat ini baterai Nickel-Cadmium sudah digantikan oleh baterai Nickel- Metal Hydride, dengan alasan kandungan zat beracun pada baterai Ni-Cd. Namun sebelum adanya inovasi baterai yang lebih aman, baterai dengan bahan nikel oksida hidroksida dan logam kadmium ini sempat populer digunakan pada peralatan medis lama, sistem darurat atau pangkalan militer pada masa lalu, dan beberapa alat listrik portable seperti bor.
5. Li-Polimer
Li-Polimer adalah salah satu jenis baterai yang umum digunakan pada gadget dan drone karena bentuknya yang tipis dan kecil. Meski demikian ada juga mobil listrik yang menggunakan jenis baterai ini seperti Ford Focus EV.
6. Metal-Air
Metal-Air adalah salah satu inovasi jenis baterai mobil listrik di masa depan yang menggunakan bahan logam padat dan udara sebagai penghasil energi listrik. Namun karena masih dalam proses reset, metal-air belum bisa menjadi opsi untuk baterai pada mobil listrik.
7. Ultra-Capacitor
Ultra-Capacitor juga dikenal dengan nama Supercapacitor atau EDLC (Electric Double Layer Capacitor). EDLC sendiri termasuk sebagai perangkat penyimpan energi non baterai, namun memiliki kemampuan menyimpan dan melepaskan energi dengan sangat cepat jika dibandingkan dengan baterai konvensional lainnya.
Dengan kemampuan tersebut, baterai EDLC bisa memiliki kapasitas energi kecil, namun daya yang dilepas bisa sangat tinggi dari baterai lainnya. Namun kelebihan ini juga menjadi kelemahannya jenis baterai ini, karena kapasitas yang kecil membuat baterai ini cepat habis. Meski demikian baterai ini juga cepat pengisiannya.
Karena alasan kelemahan dan kelebihan yang saling berkaitan itu, baterai ini lebih cocok digunakan sebagai komponen tambahan pada mobil hybrid dan meningkatkan kinerja sistem regenerasi mobil listrik.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Binomedia.id