binomedia.id – Jakarta. Sebagai bagian dari upaya mendorong pembangunan sumber daya manusia unggul menuju Visi Indonesia Emas 2045, Sampoerna University kembali menegaskan komitmennya dalam menyiapkan pemimpin masa depan yang mampu menghadapi tantangan global melalui kegiatan Future Leaders Dialogue. Membawa tema “Developing Leaders for Indonesia Vision 2045”, kegiatan ini menjadi wadah strategis bagi akademisi, praktisi industri, serta pemangku kepentingan untuk merumuskan strategi pengembangan kepemimpinan berkelanjutan dan berorientasi masa depan.
Menurut proyeksi berbagai lembaga internasional seperti OECD dan World Bank, Indonesia berpotensi menempati posisi sebagai salah satu dari lima kekuatan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2045. Sejalan dengan hal tersebut, Visi Indonesia Emas 2045 yang disusun oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) turut menegaskan cita-cita besar bangsa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berdaya saing tinggi, dan berkelanjutan.
Akan tetapi, transformasi digital, pergeseran lanskap industri, dan ketidakpastian ekonomi global menuntut generasi pemimpin unggul yang adaptif, berwawasan global, dan berkomitmen pada prinsip-prinsip keberlanjutan. Melihat hal tersebut, investasi dalam pengembangan kepemimpinan dan talenta masa depan merupakan kebutuhan strategis yang mendesak, karena keberhasilan Indonesia dalam mencapai Visi Tahun 2045 akan sangat bergantung pada kemampuan generasi mudanya untuk memimpin transformasi di berbagai sektor secara adaptif, inovatif dan berkelanjutan.
Sejalan dengan semangat tersebut, Sampoerna University menggagas kegiatan Future Leaders Dialogue bertema “Developing Leaders for Indonesia Vision 2045”, sebagai wadah kolaboratif bagi akademisi, praktisi industri, dan pemangku kepentingan untuk merumuskan strategi pengembangan kepemimpinan yang relevan dengan kebutuhan masa depan bangsa.
Pananda Pasaribu selaku Head of MBA Program Sampoerna University mengatakan, “Kami melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia menuju tahun 2045 sebagai peluang besar sekaligus tantangan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang benar-benar siap bersaing secara global. Sebagai institusi pendidikan, Sampoerna University berperan untuk menjembatani kesenjangan antara dunia akademik dan kebutuhan industri. Melalui kolaborasi dengan Thunderbird School of Global Management, Arizona State University, kami menghadirkan program Magister yang dirancang bagi para profesional agar siap menavigasi tantangan global dan berkontribusi langsung pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.”
Sejalan dengan hal tersebut, pola pikir pembelajar seumur hidup dan komitmen terhadap pengembangan diri yang berkelanjutan menjadi kunci penting dalam menyiapkan pemimpin masa depan. Nilai inilah yang juga ditekankan oleh para profesional di dunia industri untuk bisa terus beradaptasi dengan perubahan, memperluas wawasan lintas disiplin, dan membangun kompetensi baru yang selaras dengan dinamika bisnis global.
Susanto Samsudin selaku Senior Director Business Unit Indonesia & South East Asia+ untuk Orbia Building and Infrastructure, Wavin menekankan bahwa di tengah laju disrupsi teknologi yang pesat, sikap terbuka dan komitmen untuk terus belajar adalah kunci bagi setiap profesional. “Sebagai alumni Thunderbird School of Global Management, pengalaman dan pola pikir global mengajarkan saya satu hal mendasar bahwa kepemimpinan yang efektif lahir dari kemampuan untuk membangun jembatan, baik antar disiplin ilmu maupun antar budaya. Hal ini memampukan kita untuk merangkul perspektif baru, menghormati perbedaan, dan pada akhirnya, mengambil keputusan yang lebih cerdas dan inklusif. Selain itu, beberapa kompetensi yang menjadi fondasi utama adalah komunikasi yang persuasif, kemampuan untuk berbicara dengan data yang akurat, serta kerendahan hati untuk aktif mencari pengalaman baru dan belajar dari siapa pun. Karena pada dasarnya, kepemimpinan sejati adalah tentang mempersiapkan dan memberdayakan orang lain untuk menghadapi masa depan.”
Kegiatan ini juga menyoroti pentingnya investasi pada pengembangan diri dan peningkatan kapasitas tenaga kerja melalui pendidikan lanjutan sebagai langkah strategis untuk tetap kompetitif di tengah perlambatan ekonomi global saat ini. Bahkan, berkontribusi dalam membuka potensi ekonomi Indonesia menuju tahun 2045.
Tiffany Adriani selaku Recruitment Director, Monroe Consulting Group menjelaskan, bahwa seorang pemimpin harus memiliki kesadaran di mana sekitar 39 persen dari keterampilan inti pekerja akan berubah sebelum tahun 2030, di mana lebih bergeser pada kecerdasan (agility), keberlanjutan (sustainability), dan literasi teknologi. “Tugas utama yang harus dimiliki seorang pemimpin masa depan adalah memimpin organisasi melewati perubahan berkelanjutan dan melakukan reskilling terhadap lebih dari separuh tenaga kerja global. Termasuk di dalamnya, menggunakan teknologi sebagai alat pendukung dan manusia tetap menjadi pengambil keputusan utama. Sehingga, mereka dapat mengubah tantangan pergeseran fungsi dan peran kerja menjadi sebuah peluang besar,” jelas Tiffany.
Tiffany juga menyampaikan beberapa tips bagi pelaku profesional untuk upskilling maupun reskilling di tengah kebutuhan yang sangat cepat sekaligus menyesuaikan zaman. Di antaranya:
- Memprioritaskan Soft Skill
Lebih berfokus pada keterampilan antarmanusia (empati, kolaborasi, komunikasi), termasuk keterampilan kepemimpinan yang bisa mengambil keputusan secara strategis dan etis. Keterampilan ini tidak bisa diotomatisasi dan menjadi pembeda utama untuk naik ke jenjang karier yang lebih tinggi.
- Mewajibkan Pemikiran Secara Sistemik dan Berkelanjutan
Selain menguasai teknologi digital, mencari program yang fokus pada pemahaman dampak bisnis secara holistik (ekonomi, sosial, dan lingkungan) juga tidak kalah penting. Ini krusial bagi profesional yang ingin mengambil peran strategis dan manajerial.
- Menerapkan Pola Pikir Berkembang (Growth Mindset)
Pola pikir ini dapat mendorong profesional untuk memiliki semangat belajar berkelanjutan (lifelong learning). Profesional bisa mendapatkannya dengan mengambil kursus yang relevan di bidangnya atau proyek baru, bahkan mengikuti program-program yang telah disediakan oleh perusahaan.
- Memberikan dan Mendapatkan Bimbingan
Profesional juga bisa membagikan ilmu-ilmu yang didapatkannya kepada rekan-rekan kerja yang berada di level junior. Bahkan, bisa mendapatkan ilmu-ilmu dari seorang profesional muda yang ahli di bidangnya. Sehingga, memastikan keselarasan kompetensi di seluruh jenjang karier.
- Menempuh Pendidikan Lanjutan
Meski banyak profesional yang mengikuti program Magister (S2), sudah banyak perusahaan di level manajerial dan strategis yang tidak lagi memandang gelar Magister sebagai prasyarat untuk mendapatkan pekerjaan. Sebaliknya, gelar ini dilihat sebagai bukti bahwa profesional tersebut memiliki ambisi dan kesiapan untuk membangun karier menuju posisi kepemimpinan yang lebih tinggi dan kompleks. Bahkan, menjadi sebuah investasi yang menunjukkan bahwa profesional siap mengambil tanggung jawab strategis yang lebih besar di masa depan, serta mampu berpikir kritis dan sistematis di luar fungsi teknis harian. Ditambah, program Magister memberikan kompetensi yang sulit didapatkan dari pengalaman kerja saja, yakni kerangka berpikir strategis, kemampuan scaling dan transformasi, serta jaringan profesional (network).
Kegiatan Future Leaders Dialogue diikuti oleh puluhan partisipan yang berasal dari berbagai perusahaan nasional hingga multinasional. Selain menjadi ajang pertukaran gagasan lintas sektor, acara ini juga menjadi momentum bagi Sampoerna University untuk memperkenalkan lebih jauh program unggulannya, termasuk penawaran khusus bagi pendaftar program Magister tahun ajaran 2026/2027. Penawaran ini mencakup berbagai kemudahan, mulai dari potongan biaya pendaftaran hingga Rp50 juta hingga bunga 0% untuk pembayaran setiap bulan, sehingga para profesional yang ingin melanjutkan studi tanpa harus mengorbankan fleksibilitas waktu.
Melalui kolaborasi dengan Thunderbird School of Global Management, Sampoerna University menghadirkan program dual-degree yang unik, di mana mahasiswa berkesempatan meraih dua gelar sekaligus, yaitu Master of Business Administration (MBA) dari Sampoerna University dan Master of Leadership and Management (MLM) dari Thunderbird, Arizona State University. Program ini menggabungkan standar pendidikan terbaik dari Amerika Serikat dan Indonesia, dengan fokus pada pengembangan kepemimpinan, digitalisasi bisnis, serta penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) untuk mencetak profesional yang unggul secara akademik, adaptif, dan berdaya saing global.
Pendekatan ini mencerminkan bagaimana Sampoerna University tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga pada pembentukan pola pikir kepemimpinan yang beretika dan berorientasi pada keberlanjutan. Melalui pengalaman belajar yang relevan dengan kebutuhan industri, mahasiswa diajak untuk memahami keterkaitan antara inovasi teknologi, tanggung jawab sosial, dan keberlanjutan bisnis secara menyeluruh.
Hal ini sejalan dengan pandangan Ariwan Panigoro selaku President Commissioner PT. Starway Engineering Indonesia, yang saat ini tengah menempuh program Magister di Sampoerna University. “Di tengah dinamika bisnis global yang bergerak sangat cepat, saya merasa perlu ‘mengisi ulang’ tangki intelektual agar mendapatkan perspektif segar. Saya memilih program Magister di Sampoerna University karena sangat relevan untuk jenjang karier saya sekarang serta bisa menjadi inspirasi bagi keluarga dan banyak orang untuk bisa menerapkan pembelajaran sepanjang hayat. Apalagi, proses belajarnya menerapkan kerangka berpikir yang terstruktur untuk mengasah kemampuan strategis dan analitis, yang dapat langsung saya aplikasikan dalam pengambilan keputusan di tingkat komisaris.”
Hal ini semakin menegaskan pentingnya kolaborasi antara dunia industri dan institusi pendidikan dalam menyiapkan pemimpin yang siap menghadapi kompleksitas tantangan masa depan. Melalui sinergi tersebut, proses pembelajaran menjadi lebih kontekstual, relevan, dan mampu menjawab kebutuhan nyata dunia kerja yang terus berubah, sekaligus memperkuat ekosistem pendidikan yang berorientasi pada masa depan.
“Kami berharap, acara ini dapat memperkuat pemahaman tentang pentingnya kolaborasi pendidikan internasional dalam membentuk pemimpin masa depan yang kompeten, adaptif, dan mampu mengintegrasikan prinsip ESG serta digitalisasi dalam strategi bisnis. Selain itu, acara ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda, profesional, serta pemangku kepentingan untuk terus mendorong inovasi pendidikan demi masa depan Indonesia yang berkelanjutan dan berdaya saing global,” tutup Pananda. (renz)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Binomedia.id













