Binomedia.id – BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus menggelar pelatihan bagi Fasilitator dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam upaya mempercepat menurunkan prevalensi stunting.
Dalam pelatihan Fasilitator Tim Pendamping Keluarga yang digelar Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku di Kabupaten Kepulauan Aru terungkap fakta bahwa angka prevalensi stunting yang tinggi di kalangan anak-anak ternyata dibarengi dengan tingginya jumlah penderita obesitas di kalangan ibu-ibu.
“Hasil survei yang dilakukan ternyata di Kepulauan Aru banyak Ibu-Ibu yang mengalami obesitas yang disebabkan terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat. Hal ini juga merupakan salah satu perilaku hidup yang menjadi sasaran kita,” kata Bupati Kepulauan Aru dr. Johan Gonga saat membuka pelatihan yang digelar selama dua hari, (23-24/02/2023) di ibukota Kabupaten Kepulauan Aru di Kota Dobo.
Baca Juga: Optimalkan Hasil Pertanian untuk Cegah Stunting, BKKBN Dorong Warga di Kampung KB Desa Bugel Bentuk Bank Pangan
Kendati menyebutkan tingginya jumlah obesitas di kalangan ibu-ibu di Kepulauan Aru, namun dr. Johan Gonga tidak menyebutkan jumlah dan persentasenya. Bupati di daerah yang terdiri dari 187 pulau dengan 89 pulau yang dihuni itu lebih menyoroti penyebab dan dampak stunting bagi anak-anak di Kepulauan Aru.
Menurut dr. Johan Gonga, salah satu penyebab stunting adalah gangguan pertumbuhan, kekurangan gizi termasuk gangguan pada intelektual anak.
“Kalau penanganan stunting dilakukan dengan baik, anak-anak di kepulauan Aru ini pasti pintar. Untuk itu mulailah konsumsi protein sejak dini. Oleh karenanya Kepada tim fasilitator pendamping keluarga harus memahami dengan baik ketika memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat. Anak kita dari kecil sudah harus mengkonsumsi ikan,” ujar dr. Johan Gonga.
Baca Juga: Separuh Lebih Penduduk Kota Bandar Lampung Ber-KB, Angka Stunting Turun 8,3 Persen
Wilayah Kabupaten Kepulauan Aru sendiri sebagian besar merupakan lautan. Luas wilayah lautan 7,6 kali dari luas wilayah daratan. Apalagi dari 187 pulau, yang dihuni hanya sebanyak 89 pulau dengan penduduk 102.920 jiwa pada 2021.
Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 angka prevalensi stunting di Kabupaten Kepulauan Aru berada pada angka 28,1 persen. Prevalensi stunting ini turun dibandingkan pada 2021 yang berada pada angka 35,8 persen.
Namun baik dari SSGI 2021 maupun SSGI 2022, prevalensi stunting Kabupaten Kepulauan Aru berada pada peringkat ketiga tertinggi dari 11 kabupaten dan kota se-Provinsi Maluku. Berdasarkan SSGI tahun 2022 angka prevalensi rata-rata Provinsi Maluku adalah 26,1 persen.
Baca Juga: Kabupaten Purbalingga Lakukan Intervensi Khusus Perlindungan Tiga Lapisan untuk Tekan Prevalensi Stunting
“Untuk angka Stunting di Kepulauan Aru juga masih tinggi, saya berharap di tahun 2024 angka Stunting sudah harus turun, yang penting kita serius. Saya minta tim fasilitator pendamping keluarga harus serius dalam penanganan stunting di kepulauan Aru ini,” tegas dr. Johan Gonga.
Menurut dr. Johan Gonga, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Kepulauan Aru mengalami penurunan. Karena itu dr. Johan menyampaikan terimakasih kepada kepala-kepala Puskesmas dan petugas KB. “Tetapi itu belum maksimal, saya mengajak kita semua untuk sama-sama memaksimalkan masalah KB ini,” ujar dia.
Dalam pelatihan Faslitator TPK itu hadir Wakil Bupati Kepulauan Aru Muin Sogarley, Kepala Dinas PPKB Kepulauan Aru dr. H. H. Darakay, termasuk peserta pelatihan yang berjumlah 24 orang yang merupakan unsur dari Dinas Kesehatan Kepulauan Aru, IBI Kabupaten Kepulauan Aru, PKK kabupaten Kepulauan Aru, PKB/PLKB, OPD Dalduk dan KB Kepulauan Aru.
Baca Juga: BKKBN Berhasil Memutakhirkan 35,3 Juta Data Keluarga Untuk Percepatan Penurunan Stunting dan Hapus Kemiskinan Ekstrem
Tujuan dari kegiatan pelatihan tersebut adalah untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada para fasilitator tim pendamping keluarga tingkat kecamatan guna melakukan pendampingan.
Adapun fasilitator pelatihan antara lain, Susana Hengst. ( BKKBN Prov Maluku), Jean Tatipikalawan. SPi. MSi ( Dinas kependudukan dan catatan sipil provinsi Maluku), Desta Janu Kuncoro. MPd. (Widyaiswara perwakilan BKKBN Provinsi Maluku).
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Binomedia.id