Binomedia.id – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah, drg. Widwiono, M.Kes bersama anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo, S.Pi. MM sepakat untuk menyelesaikan persoalan stunting dengan melakukan intervensi gizi seimbang. Hal tersebut ditegaskan keduanya dalam kegiatan Promosi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Percepatan Penurunan Stunting di Balai Desa Turus, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Selasa (15/11/2022).
Kegiatan tersebut dihadiri kurang lebih 200 peserta diantaranya lurah se-Kecamatan Polanharjo, Camat Polanharjo, kader, PKK, Penyuluh KB Klaten, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Diponegoro, serta Kerapu (Keluarga Alumni Perikanan Undip) Jawa Tengah.
Selain pentingnya pencegahan stunting pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), Rahmad Handoyo juga mengingatkan bahwa saat ini Indonesia menjadi negara dengan angka diabetes dan gizi buruk tertinggi.
Dengan dialog penuh canda dalam bahasa Jawa, pria kelahiran Boyolali ini mengingatkan target angka stunting Indonesia adalah 14%, sementara saat ini Jawa Tengah ada di angka 20,9%, sehingga perlu kerjasama dari berbagai pihak dalam pengentasan kasus stunting.
Pada kesempatan ini Rahmad mengajak kolega serta kawan-kawan alumni Perikanan Undip yang tergabung dalam KERAPU atau Keluarga Alumni Perikanan Undip untuk memperhatikan gizi seimbang. Rahmad mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara Maritim dengan kekayaan laut yang besar sehingga sangat mudah mendapatkan sumber gizi dari hasil laut. Sementar itu Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah drg. Widwiono, M.Kes menyampaikan tiga ciri stunting yaitu pendek, intelegensi rendah, dan mudah terserang penyakit.
“Jadi kalo dia pendek, tapi dia insinyur, dokter, sarjana, maka itu bukan stunting. 1000 HPK itu dimulai bertemunya sel telur dan sperma sehingga pencegahan stunting paling baik dilakukan semenjak pembuahan hingga bayi usia dua tahun,” kata Widwiono.
Baca Juga: BKKBN Melakukan Audit Kasus Stunting Hingga Tingkat Keluarga
Widwiono menjelaskan, pencegahan stunting sudah dapat dimulai sejak pemeriksaan calon pengantin melalui pemeriksaan kadar Hemoglobin (HB) tidak kurang dari 12 dan lingkar lengan atas tidak kurang dari 23.5 sentimeter. Setelah itu ibu menyusui dan balita dua tahun harus diberikan gizi seimbang.
“Termurah dan termudah dari ikan dan telur. Minimal untuk calon pengantin, ibu hamil dan menyusui menambahkan satu butir telor setiap hari,” ucapnya.
Widwiono juga menyinggung mengenai 4T. Kehamilan yang terlalu muda, terlalu tua, terlalu rapat, atau terlalu banyak. KB yang baik untuk mendapatkan jarak kelahiran 4 tahun adalah Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti IUD dan Implan.
Baca Juga: BKKBN Uji Publik Panduan Bina Keluarga Balita yang Holistik dan Integratif
Menutup sambutannya Widwiono pun berpesan kepada para ibu untuk melakukan KB Pasca Persalinan (KBPP) yaitu pemasangan KB sebelum ibu melahirkan pulang ke rumah.
Senada dengan keduanya, Sekretaris Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Kabupaten Klaten Yoenanto Sinung Noegroho , ST, M.SE menyampaikan bahwa stunting berdasarkan tinggi menurut umur.
Selain masalah gizi stunting juga disebabkan ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK), data menunjukkan 10% kejadian ibu hamil dengan KEK dan bayi yang tidak diberi ASI turut menunjang kejadian stunting serta sanitasi dan hidup sehat juga menjadi masalah stunting.
Baca Juga: BKKBN Edukasi Pelajar tentang Kesehatan Reproduksi
“Bocahe apik, awake gede tapi sanitasine kurang, tidak baik, ora resik akhirnya bayi sakit-sakitan,” kata Yoenanto.
Untuk apresiasi kepada para peserta, panitia kegiatan membagikan sejumlah hadiah dan ikan kerapu masing-masing satu kilogram untuk setiap peserta yang hadir. Sebelumnya, Rahmad Handoyo bersama Deputi Advokasi Penggerakan dan Informasi (ADPIN) BKKBN Sukaryo Teguh Santoso juga menyelenggarakan kegiatan serupa di Kota Solo, Minggu, 13 November 2022. Lokasi yang dikunjungi adalah Kelurahan Manahan Kecamatan Banjarsari.
Dalam kesempatan tersebut keduanya juga menekankan pentingnya pemberian ASI Eksklusif dan 1.000 HPK. Tidak kalah penting adalah melakukan program KB untuk mencegah empat L yang menyebabkan lahirnya bayi baru stunting.
Reporter : Wahyu Triono
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Binomedia.id