binomedia.id – Jakarta. Festival film tahunan Jakarta World Cinema 2024 kembali hadir dengan deretan film-film berkualitas dari berbagai belahan dunia. Tidak hanya ditayangkan di bioskop, KlikFilm juga menayangkan 32 judul film secara online, memberikan kesempatan kepada pecinta film untuk menikmati karya-karya unggulan dari rumah.
Beberapa film internasional yang wajib ditonton di antaranya adalah Hajjan, When The Waves Are Gone, 52-Hertz Whalez, The Queen of My Dreams, 20.000 Species of Bees, Jippie No More, The Nature of Love, The Echo, Blackbird Blackbird Blackberry, Pictures of Ghosts, dan Je’vida. Film-film ini menghadirkan cerita beragam dari berbagai negara, menampilkan tema yang mendalam dan sinematografi yang memukau, menjadikannya sorotan dalam festival tahun ini.
Selain itu, ada juga film-film menarik lainnya, berjudul City Of Wind, Tuesday, Silent Love, Amelia’s Children, Race for Glory: Audi vs Lancia (2 Win), Daddio, We Are Zombies, Cold, The Successor, Blind At Heart, In Viagigo, The Hotel, Desert, Peak Seasons, Hey! Viktor, Widow Clicquot, The Rooster dan In Flames.
Tidak hanya film-film baru, Jakarta World Cinema 2024 juga menghadirkan film-film klasik Indonesia yang telah direstorasi, dan hanya ekslusif bisa disaksikan secara online di KlikFilm. Beberapa di antaranya adalah Soerabaia 45 (1990), yang mengangkat perjuangan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan, Putri Duyung (1985), sebuah film fantasi legendaris, dan Badai Jalanan (1988), yang menggambarkan kehidupan anak jalanan pada masanya. Restorasi ini diharapkan memberikan napas baru bagi para penonton muda yang belum sempat menyaksikan film-film bersejarah tersebut.
“Festival ini adalah wujud nyata apresiasi terhadap dunia sinema, baik film-film internasional maupun karya lokal. Dengan adanya tayangan online di KlikFilm, kami ingin memberikan akses lebih luas kepada masyarakat untuk menikmati festival ini tanpa batasan geografis,” ungkap Direktur KlikFilm, Frederica.
Jakarta World Cinema 2024 diadakan sebagai ajang bagi para sineas lokal dan internasional untuk memperkenalkan karya mereka kepada penonton Indonesia, serta merayakan sinema sebagai bagian dari budaya global yang terus berkembang. Dengan line-up yang kuat dan beragam, acara ini diharapkan dapat terus menjadi platform bagi film-film berkelas dari seluruh dunia.
Festival ini akan berlangsung selama 21 sampai 28 September 2024 dan dapat diakses melalui platform streaming KlikFilm. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan film-film yang menginspirasi dan mengangkat berbagai tema yang relevan dengan kehidupan kita saat ini.
Berikut adalah sinopsis singkat dari beberapa film internasional yang wajib ditonton selama Jakarta World Cinema Week 2024:
Hajjan
Film ini berkisah tentang seorang bocah lelaki di Saudi Arabia yang berusaha keras melindungi onta balap kesayangannya dari geng kriminal. Hajjan menawarkan potret kehidupan di wilayah gurun dengan budaya dan tradisi balap onta yang kaya.
When The Waves Are Gone
Film karya Lav Diaz ini menceritakan seorang polisi yang dihantui oleh masa lalunya yang penuh kekerasan, dan bagaimana pergulatan batin itu menimbulkan konsekuensi tragis dalam hidupnya. Drama ini menawarkan pandangan tajam tentang kekerasan, korupsi, dan keadilan di Filipina.
52-Hertz Whalez
Sebuah drama tentang sekelompok ilmuwan yang melakukan perjalanan untuk menemukan paus unik yang berkomunikasi pada frekuensi 52 Hertz. Penemuan ini membawa mereka pada refleksi mendalam tentang isolasi, kebersamaan, dan pencarian makna di alam semesta.
The Queen of My Dreams
Berkisah tentang Azra (Amrit Kaur), seorang wanita Kanada-Pakistan yang menjelajahi masa lalu dan hubungannya dengan ibunya setelah kematian mendadak ayahnya. Film ini mengeksplorasi identitas, keluarga, dan konflik batin seputar orientasi seksual dalam konteks budaya yang kompleks.
20.000 Species of Bees
Film ini menggambarkan pencarian identitas seorang gadis muda yang tumbuh di lingkungan pedesaan di Spanyol. Ia belajar tentang hidup dan diri sendiri melalui interaksinya dengan lebah-lebah yang menjadi metafora bagi kehidupan dan peran gender. Seorang anak berusia delapan tahun merasa terganggu karena orang-orang terus memanggilnya dengan nama lahirnya, Aitor, meskipun ia lebih suka dipanggil Cocó. Selama musim panas di negara Basque, anak tersebut mengungkapkan kekhawatirannya kepada kerabat dan teman-temannya. Namun, bagaimana seorang ibu bisa membantu anaknya mencari identitasnya sendiri jika ia sendiri masih berurusan dengan warisan orang tuanya yang kompleks?
Jippie No More
Saat seluruh keluarga bersatu untuk menciptakan perayaan yang sempurna, Jaap Peter jatuh cinta untuk pertama kalinya. Namun ketika gadis pujaan hatinya justru jatuh cinta pada adik perempuannya, Jaap Peter merasa kecewa. Melalui kekacauan dan momen-momen haru, dia belajar bahwa kehadirannya dan ikatan yang tak terpatahkan dari keluarganya sangat penting dalam memastikan kesuksesan pernikahan. Drama komedi ini mengikuti perjalanan seorang pria tua yang memutuskan untuk menjalani sisa hidupnya di sebuah tempat terpencil. Namun, ia menemukan bahwa melarikan diri dari masyarakat bukanlah solusi atas masalah pribadinya. Film ini menyentuh tema kesepian dan hubungan antarmanusia.
The Nature of Love
Film ini mengeksplorasi kompleksitas hubungan cinta melalui kisah seorang wanita yang menemukan dirinya terjebak dalam dilema moral saat terlibat dalam cinta segitiga. Film ini mengangkat tema cinta, komitmen, dan pilihan sulit dalam hidup. Bercerita tangtang kehidupan Sophia berubah drastis ketika ia bertemu dengan Sylvain. Dia berasal dari keluarga kaya, sementara Sylvain berasal dari keluarga pekerja kasar. Sophia mempertanyakan nilai-nilainya sendiri setelah menyerahkan dirinya pada dorongan romantisnya yang besar.
The Echo
Sebuah drama sosial yang menggambarkan kehidupan masyarakat pedesaan di Meksiko. The Echo menceritakan bagaimana manusia hidup berdampingan dengan alam dan tradisi yang diwariskan selama berabad-abad, menghadapi tantangan modernisasi yang terus datang.
Blackbird Blackbird Blackberry
Etero, seorang wanita berusia 48 tahun yang tinggal di sebuah desa kecil di Georgia, tidak pernah menginginkan seorang suami. Dia sangat menghargai kebebasannya seperti halnya kuenya. Namun pilihannya untuk hidup sendiri menjadi bahan gunjingan di antara sesama penduduk desa. Tanpa diduga, dia mendapati dirinya jatuh cinta pada seorang pria, dan tiba-tiba dihadapkan pada keputusan untuk menjalin hubungan atau melanjutkan hidup mandiri. Etero harus bergulat dengan perasaannya dan memutuskan bagaimana menemukan jalan menuju kebahagiaannya sendiri. Film ini mengikuti kehidupan seorang wanita berusia pertengahan yang memutuskan untuk menjalani hidupnya dengan cara yang berbeda setelah sebuah tragedi. Drama ini menyelidiki kebebasan pribadi, trauma, dan kekuatan perempuan dalam menjalani hidup.
Pictures of Ghosts
Film dokumenter ini mengeksplorasi kehidupan sinema di kota-kota Brasil yang dihantui oleh kenangan bioskop yang dulu pernah berjaya. Pictures of Ghosts merupakan refleksi tentang bagaimana sinema memengaruhi budaya lokal dan identitas masyarakat.
Je’vida
Film ini menceritakan kisah seorang perempuan keturunan Sami di Finlandia yang terpaksa berhadapan dengan trauma masa lalunya. Iida, seorang wanita tua Skolt Sámi yang telah meninggalkan masa lalunya di bawah tekanan asimilasi, menjalin kisah dari tiga era sejarah yang berbeda untuk meneliti nasib masyarakat Pribumi Finlandia pada masa pascaperang. Je’vida mengangkat tema kehilangan, identitas budaya, dan upaya penyembuhan melalui koneksi dengan tanah dan tradisi leluhur. (sh)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Binomedia.id