binomedia.id – Jakarta. Jazz Gunung Indonesia merupakan sebuah festival musik jazz yang unik karena menggabungkan pertunjukan musik dengan suasana alam pegunungan yang sejuk dan indah. Digelar di amfiteater terbuka yang terletak di destinasi wisata pegunungan, acara ini tidak hanya menyajikan penampilan musisi jazz, tetapi juga berperan dalam mempromosikan pariwisata lokal.
Dimulai dengan Jazz Gunung Bromo pada tahun 2009, festival ini terus berkembang dengan penambahan Jazz Gunung Ijen di Banyuwangi pada tahun 2016 yang diberi nama Ijen Summer Jazz. Kini, rangkaian Jazz Gunung meluas ke berbagai lokasi dengan hadirnya Jazz Gunung Slamet di Purwokerto dan Jazz Gunung Burangrang di Bandung, menjadikannya sebuah seri festival yang dinantikan.
Selain menyajikan hiburan berkualitas, festival ini juga membawa dampak ekonomi yang signifikan. Potensi perputaran ekonomi dari penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo selama dua hari dengan jumlah pengunjung 2.750 orang per hari diperkirakan mencapai Rp 24,2 miliar. Rata-rata pengeluaran pengunjung mencapai Rp 8 juta per kunjungan, menunjukkan betapa pentingnya acara ini dalam mendukung pariwisata dan ekonomi kreatif.
Jazz Gunung Bromo tetap sukses digelar meski pandemi melanda, dengan acara pada tahun 2021 yang berlangsung pada tanggal 25 September dengan kapasitas terbatas. Di tahun berikutnya, Jazz Gunung Bromo kembali diselenggarakan dengan kapasitas penuh pada 22-23 Juli 2022, tetap menerapkan protokol kesehatan.
Untuk tahun ini, rangkaian Jazz Gunung Series akan dimulai dari Jazz Gunung Slamet pada bulan Mei, dilanjutkan dengan Jazz Gunung Bromo di bulan Juli, Jazz Gunung Ijen pada Agustus, dan Jazz Gunung Burangrang pada Oktober. Selain itu, acara Jazz Gunung & Beyond akan menghadirkan GAIA Music Festival: Jazz In The Valley pada Agustus dan International Golo Mori Jazz pada November, menambah semarak perhelatan musik jazz di Indonesia. (sh)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Binomedia.id