Binomedia.id – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendorong warga Kampung KB (Keluarga Berkualitas) di Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk berinovasi memanfaatkan hasil pertanian dengan membentuk bank pangan (food bank).
Keberadaan bank pangan di desa-desa dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sehingga dapat menekan angka stunting.
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan (Latbang) BKKBN Pusat Prof. drh. M. Rizal Martua Damanik, M.Rep.Sc, Ph. D ketika mengunjungi Center of Excellence Kampung KB Desa Bugel, Kamis (23/02/2023).
Baca Juga: Separuh Lebih Penduduk Kota Bandar Lampung Ber-KB, Angka Stunting Turun 8,3 Persen
Rizal Damanik yang hadir di tempat itu dengan didampingi Kepala Pusat Pelatihan dan Kerja Sama Internasional BKKBN Ukik Kusuma Kurniawan, menyebutkan bank pangan itu sebagai Bank Lumbung Pangan atau disingkat Balungan.
Rizal Damanik mengatakan salah satu inovasi yang bisa diterapkan warga desa adalah membentuk Bank Lumbung Pangan. Hal ini mengingat Indonesia adalah negara agraris namun belum mampu food management yang baik.
“Indonesia adalah negara yang kaya akan hasil pertanian. Sayangnya banyak hasil pertanian yang terbuang sia-sia karena tidak memenuhi standar pasar, padahal dapat dikonsumsi dan bergizi.” kata Rizal Damanik.
Baca Juga: Kabupaten Purbalingga Lakukan Intervensi Khusus Perlindungan Tiga Lapisan untuk Tekan Prevalensi Stunting
Selanjutnya Damanik mengatakan pasar tradisional merupakan juga tempat dimana banyak sayur-mayur yang terbuang, misalnya karena sudah layu. Sedangkan restoran, hotel dan lain sebagainya merupakan kontributor banyaknya bahan makanan layak yang terbuang.
Sebagai negara pertanian yang belum begitu maju dalam produksi, penangananan dan pengolahan paska panen, serta distribusi dan konservasi hasil pertanian tanaman pangan maka Indonesia masih menghadapi masalah pokok berupa food loss dan food waste.
Dalam pertemuan di Balai Desa Kampung KB Desa Bugel tersebut, Rizal Damanik dan Ukik Kusuma Kurniawan diterima oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kulon Pprogo Drs. Ariadi, M.M dan Kepala Desa Bugel Sunardi. Sedangkan dari Perwakikan BKKBN DIY hadir Korbid Latbang Joehananti Chriswandari.
Baca Juga: BKKBN Berhasil Memutakhirkan 35,3 Juta Data Keluarga Untuk Percepatan Penurunan Stunting dan Hapus Kemiskinan Ekstrem
Menurut Rizal Damanik, food loss adalah hilangnya manfaat bahan makanan yang terjadi pada posisi awal dalam rantai pasokan, sebelum makanan mencapai konsumen. Food loss bisa terjadi saat proses cocok tanam, pasca panen, pemrosesan, atau transportasi.
Sedangkan food waste (sampah makanan) atau bisa disebut juga pemborosan makanan adalah hilangnya manfaat bahan pangan yang terjadi di ujung rantai pasokan atau sudah sampai kepada konsumen, baik konsumen langsung (rumah tangga) maupun para produsen/pengolah makanan.
Bagi warga Kampung Keluarga Berencana Desa Bugel yang sebagian besar warganya bergerak di bidang pertanian sebagai petani maupun pedagang dan pengolah bahan pangan, baik food loss maupun food waste merupakan ancaman yang seringkali tidak disadari.
Baca Juga: Tingginya Prevalensi Stunting di Kabupaten Barito Utara, Tantangan Mewujudkan Generasi Indonesia Emas 2045
Gagasan Bank Lumbung Pangan atau Balungan yang dilontarkan Damanik adalah program kegiatan mengumpulkan dan melakukan distribusi makanan berlebih kepada keluarga yang membutuhkan, khususnya keluarga berisiko stunting, sebagai upaya mengatasi kekurangan asupan makanan pada sebagian masyarakat dan pemenuhan gizi seimbang melalui sistem gotong royong dan dukungan multisektor.
Damanik mengatakan Program Balungan ini memiliki tujuan pertama, untuk meminimalkan ancaman kurang gizi masyarakat dengan memastikan ketersediaan makanan dimulai dari lingkup terkecil, di tingkat desa. Keduan, menjembatani antara kelebihan dan kekurangan makanan dimulai dari lingkup terkecil (antar keluarga).
Dalam Diskusi terungkap bahwa Kader di Desa Bugel telah melakukan pengumpulan sisa sayuran di pasar, dan juga mendapatkan bantuan dari tempat pelelangan ikan, namun tidak rutin dan belum terorganisir.
Baca Juga: Berdasarkan SSGI Tahun 2022, Prevalensi Stunting di Provinsi Bali Dipastikan Turun Sebanyak 2%
Sehingga diharapkan dengan adanya program Balungan ini sebagai wadah, kontribusi dari berbagai pihak bisa berkesinambungan dan lebih terorganisir. Dalam kesempatan yang sama, Lurah Desa Bugel Sunardi juga menyambut baik Balungan ini dan menyatakan siap mendukung.
Pada sambutan penutupan diskusi, Kepala Dinas Pemberdayaan dan Desa Pengendalian Penduduk dan KB Pemerintah Kabupaten Kulon Progo Ariadi menyambut baik gagasan program Balungan.
“Sosialisasi terkait Balungan ini merupakan ilmu baru bagi kami, khususnya bagaimana jangan sampai bahan makanan atau makanan menjadi mubazir, namun bisa dimanfaatkan oleh banyak orang, dan siap mendukung konsep ini,” kata Ariadi.
Baca Juga: Provinsi Jawa Barat Berpengaruh Terhadap Percepatan Penurunan Stunting Nasional
Tampak hadir dalam Sosialisasi dan Focus Group Discussion ini ini Jajaran Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kulon Progo, Perwakilan BKKBN Provinsi DIY, perangkat Desa Bugel, Para Tokoh Agama dan Pengelola Masjid, Pengelola dan Pokja Kampung KB Desa Bugel, Kader TPK Stunting, serta PKB dan PLKB setempat.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Binomedia.id